Bapanas: Rencana SPHP fokus di wilayah dengan nilai beras di dalam melawan HET

Ibukota – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan penyaluran beras Rencana Stabilisasi Pasokan juga Harga Pangan (SPHP) akan lebih besar fokus pada wilayah yang tersebut nilai beras mediumnya lebih besar lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
Deputi Lingkup Ketersediaan juga Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menyatakan pada area yang digunakan disebut "merah" atau memiliki biaya membesar dibandingkan dengan tempat lainnya seperti Kepulauan Maluku dan juga Papua.
"Indikator keberhasilan acara beras SPHP kali ini tidak besar yang digunakan disalurkan, tapi efektivitas pada penurunan harga jual di wilayah yang disalurkan," ujar Ketut di dalam Jakarta, Selasa.
Menurut Ketut, salah satu langkah yang digunakan bisa saja dilaksanakan adalah dengan menggandakan pasokan ke wilayah tersebut.
Misalnya, kata Ketut, apabila ke Papua biasa mendapat 1.000 ton beras maka akan digandakan berubah menjadi 2.000 ton beras. Upaya ini diyakini Ketut dapat menekan nilai beras di wilayah yang tersebut dianggap terus-menerus tinggi.
Lebih lanjut, Ketut menyampaikan penyaluran beras SPHP dengan jumlah total yang digunakan serupa rata pada tiap daerah, tak lagi sanggup diterapkan pada 2025.
"Jangan sampai kejadiannya, kita laksanakan SPHP, membiarkan semuanya begini semata (volume beras yang tersebut sama), tapi tidaklah ada penurunan harga. Hal ini berubah menjadi koreksi kami, evaluasi kami pada tahun 2023-2024," kata Ketut.
Diberitakan sebelumnya, Bapanas akan memberikan sanksi terhadap penjual yang mana mengedarkan beras Stabilisasi Pasokan kemudian Harga Pangan (SPHP) di dalam menghadapi tarif eceran tertinggi (HET) sebesar Rp12.500 per kilogram.
"Ini adalah beras pemerintah, begitu beras pemerintah maka penerapan HET-nya bermetamorfosis menjadi wajib. Wajib juga jikalau dilanggar ada sanksi," ujar Ketut.
Ketut menyampaikan seluruh pihak terkait harus mematuhi aturan yang dimaksud berlaku untuk SPHP. Dengan demikian, harga jual beras yang mana diterima oleh konsumen sesuai dengan HET.
Penyaluran beras SPHP sendiri merupakan upaya dari pemerintah untuk menekan biaya beras. Oleh karenanya, ia menekankan tak boleh ada permainan nilai tukar di tingkat pengecer.
Artikel ini disadur dari Bapanas: Program SPHP fokus di wilayah dengan harga beras di atas HET