Otomotif

BYD Salip Tesla di dalam Eropa, Penjualan pada Q1 2025 Naik 60 Persen

JAKARTA – Juara kendaraan listrik China, BYD, melaporkan lonjakan perdagangan sebesar 60% pada kuartal pertama tahun ini, sementara pesaing utamanya, Tesla, justru mengalami kemunduran.

Produsen mobil listrik yang berbasis di area kota metropolitan Shenzhen, Tiongkok selatan, jual lebih banyak dari satu jt kendaraan energi baru di tiga bulan pertama tahun 2025 – termasuk mobil bertenaga baterai, hybrid, lalu kendaraan komersial – menurut perhitungan CNN berdasarkan pengajuan bursa saham terbarunya.

Penjualan EV murni BYD melonjak 39% menjadi lebih besar dari 416.000 unit.

BYD sedang di tren positif. Baru-baru ini, perusahaan melaporkan rekor pendapatan tahunan sebesar USD107 miliar (sekitar Rp1.670 triliun). Sebaliknya, pendapatan Tesla tahun 2024 adalah USD97,7 miliar (sekitar Mata Uang Rupiah 1.532 triliun), kemudian pengiriman tahunannya merosot untuk pertama kalinya tahun lalu sebesar 1,1%.

Sebagian besar pengiriman BYD tahun lalu dikirimkan ke pelanggan domestik, dengan hanya sekali 10% diekspor ke mancanegara ke bursa luar negeri. Akibatnya, pemodal kemudian analis optimis tentang peluang peningkatan BYD dikarenakan produsen mobil ini berprogres di dalam pangsa seperti Eropa, Asia Tenggara, serta Amerika Selatan.

Di Eropa, di tempat mana BYD memproduksi terobosan serta merancang dua pabrik manufaktur, Tesla kesulitan dengan pelanggan yang digunakan merosot. Pada bulan Februari, pelanggan Tesla di area sana anjlok sekitar 40% dari bulan yang tersebut sebanding pada tahun 2024, menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa.

Minggu lalu, Wang Chuanfu, pendiri juga direktur utama BYD, berjanji untuk meningkatkan total pengiriman hampir 30% tahun ini dan juga hampir menggandakan pengiriman luar negerinya menjadi lebih tinggi dari 800.000kendaraan.

Related Articles

Back to top button