Teknik & Strategi

Analisis Taktik Comeback Spektakuler Barcelona atas Atletico Madrid di La Liga

Pertarungan sengit di ajang La Liga musim ini mempertemukan dua tim raksasa, Barcelona dan Atletico Madrid. Dalam sebuah laga yang penuh drama, Barcelona berhasil melakukan comeback epik setelah sempat tertinggal dua gol. Bagaimana taktik kedua tim beradu, dan apa kunci keberhasilan comeback sensasional Blaugrana? Mari kita selami lebih dalam!

Game Plan Defensif Atletico Madrid: Soliditas dan Counter Attack Mematikan

Diego Simeone, pelatih Atletico Madrid, setia dengan formasi hybrid 4-4-2 andalannya. Skema ini mampu bertransformasi menjadi lima bek (5-3-2), terutama saat dalam fase low block. Dengan Julian Alvarez dan Antoine Griezmann di lini depan, serta Barrios dan De Paul sebagai gelandang box-to-box, Atletico membangun pertahanan yang sangat rapat. Reinildo di sisi kiri juga dipasang khusus untuk menghadapi Lamine Yamal.

  • Pertahanan Rapat dan Mematikan Opsi Cutback: Formasi 5-3-2 Atletico memungkinkan mereka menjaga jarak antar lini sangat rapat, menutup opsi cutback lawan, dan forcing bola ke arah sayap. Ketika bola diarahkan keluar, gelandang Atletico segera naik untuk melakukan pressure.
  • Antisipasi Serangan Balik Barcelona: Pada pertemuan sebelumnya, Barcelona sering mencoba switch serangan untuk menciptakan situasi 1 vs 1. Atletico telah mengantisipasi ini dengan menempatkan Lino tetap melebar, memastikan marking ketat saat bola di-switch ke sisi Conde atau Yamal.
  • Gol Pertama dari Skema Goalkick yang Terencana: Gol pertama Atletico Madrid lahir dari skema goalkick yang cerdas. Mereka memancing pressure Barcelona naik dengan build-up 1-4-2. Setelah enam pemain Barcelona terpancing ke depan, menyisakan empat pemain di belakang dalam situasi 1 vs 1, Reinildo berhasil men-flick bola ke Griezmann. Griezmann dengan cepat memberikan umpan terobosan ke tiang jauh, dan Alvarez yang menerima bola sukses melesakkan tembakan mematikan.
  • Gol Kedua: Jebakan Pressure dan Counter Attack Cepat: Gol kedua Atletico semakin memperlihatkan keunggulan mereka dalam defensive counter. Eric Garcia, yang mendapatkan bola muntah dalam jebakan pressure Atletico, kehilangan penguasaan bola karena gangguan Griezmann. Barcelona yang sudah mencoba reset posisi tetap kewalahan menghadapi kecepatan counter attack Atletico. Kombinasi umpan-terobosan dan lari tanpa bola membuat mereka lepas dari marking. Gallagher yang tidak terdeteksi berhasil melakukan solo run dan memberikan assist matang, menunjukkan efektivitas serangan balik Atletico.

Perubahan Taktik Hansi Flick dan Kunci Kebangkitan Barcelona

Hansi Flick melakukan perubahan signifikan, baik dari segi pemain maupun peran mereka. Masuknya Ferran Torres menggantikan Dani Olmo menjadi titik balik penting. Olmo, yang sebelumnya lebih banyak bermain sebagai “nomor 10” di belakang Lewandowski dan kesulitan di ruang antar lini, digantikan oleh Torres yang membawa dinamika baru.

  • Rotasi Posisi dan Kebebasan Pemain: Flick tidak kaku dengan posisi pemain, memberikan kebebasan untuk rotasi namun tetap menjaga shape tim. Raphinha yang awalnya winger kiri, bergerak ke posisi Olmo (belakang striker), sementara Pedri lebih banyak naik dan melebar ke sayap. Ferran Torres mengisi posisi winger kiri. Rotasi posisi antara Ferran dan Pedri juga terlihat, menunjukkan fleksibilitas taktik Barcelona.
  • Eksploitasi Crossing yang Tidak Konvensional: Menariknya, Barcelona di bawah Flick semakin memanfaatkan crossing sebagai senjata gol. Mereka menjadi tim keempat terbanyak di La Liga yang mencetak gol melalui crossing. Namun, crossing mereka tidak biasa. Mereka seringkali melakukan crossing dari area yang lebih jauh dari garis gawang, bahkan dari half space atau area luar kotak penalti. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan sudut lintasan bola yang lebih mengarah ke gawang dan memberikan efek kejutan. Gol pertama Barcelona bahkan lahir dari crossing inkonvensional Inigo Martinez dari area yang lebih ke tengah, diakhiri dengan sentuhan brilian Lewandowski.
  • Efektivitas Switch Serangan Jarak Pendek: Meskipun di babak pertama Atletico berhasil mengantisipasi switch serangan Barcelona, di babak kedua Barcelona berhasil mengeksposnya. Gol penyama kedudukan (2-2) yang dicetak Ferran Torres diawali oleh rotasi posisi Torres dari sayap ke kotak penalti, diikuti dengan switch bola dari Inigo Martinez ke sayap. Kesalahan marking Atletico (Gallagher merespon seharusnya Reinildo) membuka ruang bagi Raphinha di half space, yang kemudian melepaskan crossing yang dimanfaatkan Torres. Pergerakan Lewandowski yang menarik Le Normand keluar juga membuka ruang bagi Torres.
  • Gol Ketiga: Lamine Yamal dan Ruang Bebas: Switch serangan jarak pendek kembali membongkar pertahanan Atletico pada gol ketiga. Pedri mengarahkan bola ke Lamine Yamal yang memiliki banyak ruang karena drop terlalu jauhnya Gallagher. Yamal berhasil mengecoh lawan dan melakukan cut inside untuk melepaskan tembakan yang berbuah gol setelah mengenai defleksi Reinildo.
  • Gol Keempat dan Etos Kerja Tinggi (Work Rate): Gol keempat, sekaligus brace Ferran Torres, menunjukkan work rate dan etos tinggi para pemain Barcelona. Raphinha melakukan pressure terhadap bek-bek Atletico, menyebabkan mereka kehilangan bola yang kemudian diintersep oleh Ferran Torres. Gol ini menegaskan bahwa semangat juang dan determinasi Barcelona hingga menit akhir adalah kunci comeback mereka.

Comeback Barcelona atas Atletico Madrid bukan sekadar keberuntungan, melainkan hasil dari adaptasi taktik, eksekusi brilian, dan etos kerja yang tak kenal menyerah. Hansi Flick telah menunjukkan kemampuannya dalam memanfaatkan berbagai cara untuk mencetak gol, mengubah peran pemain, dan membongkar pertahanan lawan yang solid. Pertandingan ini menjadi bukti nyata bahwa di La Liga, tidak ada yang mustahil.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button