Teknik & Strategi

Analisis Taktik Real Madrid vs Manchester City Comeback Dramatis di Injury Time!

Real Madrid kembali menunjukkan magisnya dalam pertandingan sengit melawan Manchester City. Sebuah gol di masa injury time berhasil membuat Pep Guardiola frustasi setelah keunggulan 2-1 timnya buyar di menit-menit akhir. Pertandingan ini sarat akan strategi taktik yang menarik, di mana El Real sukses membalikkan keadaan berkat pendekatan pasif-agresif dan ketajaman di momen krusial. Mari kita bedah lebih dalam jalannya pertandingan dari segi taktik.

Formasi dan Strategi Awal

Di kubu tuan rumah, Manchester City turun dengan formasi 4-1-4-1. John Stones mengisi pos gelandang nomor 6, dengan banyak pemain bertipe center-back seperti Akanji, Dias, Ake, dan Gvardiol menjadi starter.

Sementara itu, Real Madrid memasang Camavinga dan Ceballos di lini tengah, dengan Bellingham di sayap kiri dan Rodrygo di kanan. Valverde diplot sebagai full-back kanan untuk menambal krisis cedera di sektor belakang, sementara Asensio dan Tchouaméni menjadi dua center-back di laga ini.

Pada awal laga, Pep Guardiola memilih untuk tidak memainkan full-back yang bisa melakukan inverted run. Namun, Man City melakukan beberapa variasi build-up. Terlihat Akanji dan Gvardiol sesekali inverted menemani John Stones membentuk formasi 2-3. Tujuan dari build-up ini adalah memancing lini tengah Real Madrid untuk naik. Namun, Ceballos dan Camavinga tidak terpancing, sehingga ruang di belakang mereka relatif terjaga.

Taktik Pasif-Agresif Real Madrid Redam Man City

Ruang antarlini di belakang Ceballos dan Camavinga berhasil diredam oleh Real Madrid ketika Man City melakukan build-up. Madrid menghadapi pressing block Man City dengan taktik pasif-agresif.

Pasif: Mereka menunggu di medium block dengan menutup jalur umpan ke tengah, terutama ke pemain di ruang antarlini. Terlihat John Stones bebas selama ia tidak melakukan penetrasi ke tengah. Saat bola dipegang center-back Man City, Real Madrid bermain pasif, tidak terpancing untuk meladeni permainan possession Man City. Hal ini membuat Man City lebih banyak melakukan sirkulasi bola ke sayap. Taktik pasif ini menjadi kelemahan Man City karena zona mereka relatif terjaga oleh pemain yang tidak terpancing keluar, ditambah minimnya penetrasi, sehingga bola lebih banyak berputar-putar di belakang.

Agresif: Real Madrid tidak selamanya bermain pasif. Bellingham dan kawan-kawan sesekali bermain agresif, melakukan pressing ketika ada trigger tertentu, seperti back pass ke kiper. Di momen ini, Ceballos keluar untuk menekan John Stones, sementara Gvardiol juga diikuti oleh Rodrygo. Pilihan terbatas bagi Ake yang kemudian melakukan long pass namun berhasil digagalkan.

Dengan taktik ini, Madrid bermain cukup efektif dan berhasil menciptakan beberapa peluang pada 15 menit pertama. Manchester City kehilangan kontrol ketika di-press dan dengan mudah kehilangan bola yang bisa dikonversi menjadi peluang. Kontrol adalah sesuatu yang hilang dari Man City belakangan ini, dan hal inilah yang dimanfaatkan dengan cerdik oleh Madrid untuk mendapatkan peluang. Bellingham kerap menjadi aktor yang melakukan pressing di depan, meskipun pada fase awal ini banyak peluang terbuang.

Gol Erling Haaland dan Kelemahan Real Madrid

Justru Man City yang berhasil membobol gawang Real Madrid ketika El Real terpancing untuk melakukan pressing naik. Hal ini terlihat dari posisi Valverde yang naik cukup jauh. Kevin De Bruyne berhasil melepas umpan ke Gvardiol yang inverted. Ia kemudian melakukan umpan progresif ke Haaland. Terlihat shape bertahan Madrid terbuka karena terpancing dan tercipta ruang yang diekspos oleh Gvardiol. Bola diberikan ke Grealish yang melihat Gvardiol berlari dari belakang. Umpan balik yang diterimanya kemudian dipantulkan ke Haaland, yang berhasil mencetak gol.

Bermain terbuka memang bukan kelebihan Real Madrid. Terlihat jika El Real menerapkan high press dan terpancing keluar, mereka mudah dieliminasi. Beruntung, mereka berhasil mencetak gol melalui set-piece tendangan bebas di babak kedua.

Dominasi Real Madrid dan Gol Penyeimbang Brahim Diaz

Pasca gol pertama, Real Madrid memegang momentum. Man City kembali ke “setelan pabrik”: terlalu empuk saat bertahan. Terlihat Ceballos mampu melakukan dribble progresif tanpa gangguan dan melakukan switch untuk mendisorganisasi pertahanan Man City dari sayap. Valverde kembali melakukan switch cross cantik saat pertahanan belum sempurna, yang dilanjutkan dengan sontekan Bellingham yang lepas dari kawalan Lois.

Pada menit 80, justru Man City berhasil mencuri gol. Foden berani melakukan penetrasi ke arah kotak penalti Madrid dan berhasil membuat back melakukan foul. Haaland kemudian mengeksekusi tendangan 12 pas dengan sempurna untuk membuat Man City kembali unggul. Jika dilihat dari tayangan ulang, tampak kaki Foden masih di garis, namun wasit menganggap hal tersebut masuk dalam hukuman penalti.

Enam menit berselang, giliran Real Madrid yang berhasil mencetak gol lewat serangan transisi cepat. Hal ini diawali kesalahan Ederson saat berusaha melakukan umpan jauh namun jatuh di kaki Bellingham. Vinicius dan Brahim Diaz melakukan serangan balik cepat dan berhasil menyamakan kedudukan setelah Brahim menyambar bola rebound dari tembakan yang diblok.

Penentu Kemenangan: Gol Vinicius Jr.

Banyak sekali momen di mana Man City terlihat berada di jalur yang benar, namun tiba-tiba “jatuh”. Hal yang tentu tidak bisa ditolerir jika lawannya Real Madrid. Terjadi lagi di gol kedua yang berawal dari serangan langsung. Vinicius berhasil melakukan counter setelah merebut bola hasil dari back pass yang kurang sempurna dari Kovacic menuju Lois. Bellingham kemudian mencetak gol setelah menerima umpan dari Vinicius setelah ia lolos dari kejaran Stones yang gagal melakukan cover dengan sempurna.

Sama-sama pemain pengganti, Kovacic melakukan blunder, sementara Brahim Diaz menjadi penyelamat. Pendekatan taktik pasif-agresif Real Madrid sukses membuat mereka punya tabungan besar untuk leg kedua nanti. Meskipun dalam kondisi yang sama-sama tidak stabil, Madrid lebih diunggulkan karena bermain di kandang.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button